Refleksikan Hajimu

19. Haji dan Doa

HAJI DAN DOA

(Oleh : H. Ridwan Nursalam,  Lc, M.A.)

“Doa adalah senjata bagi seorang mukmin”, itulah salah satu ungkapan yang sering kita dengar untuk mengingatkan pentingnya ibadah yang satu ini. Namun ternyata doa tidak saja berfungsi sebagai senjata bagi mukmin, doa juga ibadah agung yang mampu menjemput manfaat dan kebaikan serta menahan dan menolak bala sebelum terjadi, dan bila telah terjadi doa mampu mengangkatnya. Selain itu doa merupakan sebab terpenting untuk mendapatkan kelapangan hati, menghilangkan kegelisahan dan kesedihan, perlindungan bagi kaum lemah yang terzalimi, dan ketentraman bagi mereka yang dirundung rasa takut.

Yang lebih menakjubkan lagi Allah Ta’ala telah menjamin balasan dan jawaban bagi setiap doa yang dipanjatkan, tentunya bila syarat dan adab dalam berdoa tersebut terpenuhi. Jawaban dari doa tersebut bisa berbentuk terkabulkannya permintaan, atau tersimpan di akhirat yang pasti akan kita dapatkan, atau digantikan dengan perlindungan dan pencegahan dari keburukan semisalnya. Sungguh sangatlah besar kebutuhan kita terhadap doa.

Doa dalam ibadah haji

Bila perihal doa begitu penting secara umum, di mana dan kapan saja, maka urgensi doa dalam ibadah haji tentu lebih besar, karena ibadah haji adalah kesempatan untuk memperbanyak doa. Hal tersebut dikarenakan adanya waktu-waktu, tempat-tempat, dan keadaan yang menjadikan  doa tersebut terkabul. Diantara hal-hal yang menjadi sebab terkabulnya do`a dalam ibadah haji adalah:

  1. Orang yang sedang berhaji adalah musafir yang doanya akan terkabulkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Tiga macam doa yang tidak diragukan akan  terkabulkan yaitu: doa orang tua, doa musafir dan doa orang yang terzalimi”. (HR. Bukhari).

  1. Orang yang sedang berhaji doanya terkabulkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang sedang berhaji dan berumrah adalah tamu Allah, Ia mengundang mereka, lalu mereka memenuhi undanganNya, mereka memohon kepadaNya, lalu Ia mengabulkan permohonan mereka”. (HR. Ibnu Majah).

  1. Dalam ibadah haji keikhlasan seseorang semakin kuat. Hal ini adalah sebab terbesar agar doa dikabulkan, sebagaimana dijelaskan dalam kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua karena tertutup batu besar. Kunci keselamatan mereka yang terbesar adalah keikhlasan kepada Allah Ta’ala. (HR. Bukhari)
  2. Dalam ibadah haji terdapat tempat dan waktu yang mustajab; seperti:
  3. Ketika thawaf.

Tidak ada doa khusus ketika thawaf, dan diperbolehkan bagi setiap hamba untuk berdoa sesuai dengan keinginannya, untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Namun ada doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang dianjurkan untuk diikuti, yaitu doa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Baca Juga  6. Haji dan Cinta Rasul

 “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan jagalah kami dari siksa neraka” (HR. Abu Dawud).

  1. Bukit Shafa dan Marwah.

Dalam hadis tentang tata cara haji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  diriwayatkan, yang artinya: “Lalu beliau menaiki puncak Shafa sehingga dapat melihat Ka’bah. Kemudian beliau menghadap Ka’bah, lalu membaca kalimat tauhid dan takbir, dan mengucapkan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya segala kerajaan, bagiNya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, yang menepati janjiNya, menolong hambaNya, dan menghancurkan golongan-golongan musuh sendirian)”. Kemudian beliau berdoa seperti itu tiga kali”. (HR. Muslim). Demikian pula ketika berada di bukit Marwah.

  1. Hari A

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Do`a yang paling utama adalah do`a di hari Arafah, dan perkataan yang paling utama yang aku dan para Nabi sebelumku ucapkan adalah laa ilaha illallah wahdahu laa syariikalah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala, tidak ada sekutu bagiNya)(HR. At-Tirmidzi).

  1. Masy ‘aril Haram (Muzdalifah).

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu: “Kemudian -Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam– berangkat dengan kendaraannya, dan ketika sampai di Masy’aril Haram beliau menghadap kiblat, lalu membaca doa, takbir, dan tahlil. Beliau tetap berada di situ hingga terang benderang”. (HR. Muslim).

  1. Setelah melempar jumrah Sughra dan Wustha.

Diriwayatkan: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila telah melempar Jumrah yang dekat masjid (sughra) dengan tujuh butir kerikil, dan beliau bertakbir setiap kali melempar, kemudian beliau maju ke depannya dan berdiri menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya seraya berdo`a, dan beliau berdiri lama” (HR. Al-Bukhari). Hal ini juga dilakukan di jumrah Wustha.

  1. Ketika minum air Zam-

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

 “Air Zam-zam (berkhasiat) sesuai dengan niat saat diminum oleh peminumnya”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Keutamaan doa

Diantara keutamaan doa adalah:

  1. Do’a adalah ibadah berdasarkan firman Allah yang artinya:

Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

Baca Juga  18. Haji dan Motivasi Dakwah

Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dari pada doa”. (HR. At-Tirmidzi).

  1. Doa mampu menolak takdir Allah, berdasarkan hadis dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَرُدُّ القَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ

 “Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa”. (HR. Tirmidzi).

  1. Banyak berdo`a bisa menghindarkan bencana dan musibah, sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang artinya:

“Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku“. (QS. Maryam: 48).

Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria ‘alaihissalam, yang artinya:

Ia berkata :’Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, wahai Tuhanku“. (QS. Maryam: 4).

Syarat diterimanya do`a

Perlu kiranya kita mengetahui syarat diterimanya doa-doa kita, agar kita lebih berhati-hati dan beradab saat berdoa, di antara syarat tersebut adalah:

  1. Ikhlas hanya untuk Allah semata dan hanya meminta kepada Allah, tidak mempersekutukanNya dengan siapapun. Allah berfirman yang artinya:

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. (QS. Al-Fatihah 5).

  1. Banyak melaksanakan berbagai perintah Allah berlandaskan iman kepadaNya, menghidupkan berbagai sunnah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam, memperbanyak amal kebajikan, serta memperbanyak amal sunnah setelah melakukan amalan-amalan fardhu, Allah berfirman yang artinya:

”Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan beriman kepadaKu” (QS. Al-Baqarah 186).

  1. Merendahkan diri dan dengan suara yang lembut saat berdoa. Allah berfirman yang artinya:

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf 55).

  1. Memadukan di dalam jiwa perasaan berharap dan takut. Berharap kepada Allah agar doa tersebut dikabulkanNya, dan cemas kalau-kalau doa tersebut tidak dikabulkan. Allah berfirman yang artinya:

…dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).” (QS. Al-A’raf 56).

  1. Menghadirkan hati dalam berdoa (khusyu’, paham dan mengerti apa yang diminta).
  2. Meyakini bahwa doa kita insya Allah dikabulkanNya, cepat ataupun lambat, di dunia ini maupun di akhirat kelak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kamu yakin (Allah akan) mengabulkannya, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari seseorang yang berdoa namun hatinya lalai dan lupa (tidak berkonsentrasi)”. (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim).

  1. Selain melakukan apa yang disebutkan di atas, penting juga menjauhi hal-hal yang dapat menolak doa, diantaranya:
    1. Doa yang mengandung unsur kesyirikan atau bid`ah (hal-hal baru dalam masalah agama).
    2. Mendoakan kejelekan untuk keluarga, harta, anak, dan jiwanya sendiri, atau berdoa dengan dosa dan pemutusan tali kekerabatan.
    3. Makanan, minuman, dan pakaiannya dari hasil yang haram.
    4. Melakukan kemaksiatan, putus asa, atau kurang yakin akan terkabulnya doa.
    5. Melampaui batas dalam berdoa seperti berlebih-lebihan dalam mengeraskan suara.
    6. Tergesa-gesa dalam meminta pengkabulan doanya.
Baca Juga  11. Haji dan Perjalanan Menuju Akhirat

Adab-adab penting dalam berdo’a

  1. Mencari waktu mustajab (waktu dikabulkannya doa), kondisi dan tempat-tempat yang kemungkinan besar doa bisa terkabul.
  2. Jika memungkinkan berwudu sebelum berdoa, menghadap kiblat, mengangkat tangan dalam berdoa.
  3. Hendaknya memulai dengan memuji Allah, lalu membaca shalawat atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
  4. Ber-tawassul kepada Allah dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya, amalan-amalan shalih atau dengan doanya orang shalih yang masih hidup.
  5. Mengakui dosa dan memohon ampunan darinya serta mengakui kenikmatan dan mensyukurinya.
  6. Hendaknya memulai doanya untuk diri sendiri sebelum mendoakan orang lain.
  7. Mendoakan saudara-saudaranya dari kaum mukminin, utamanya kedua orang tua, keluarganya, kerabatnya, para ulama orang-orang saleh, dan ahli ibadah lainnya. Juga untuk para pemimpin yang mengayomi rakyat, kaum lemah, dan yang teraniaya dari kalangan kaum muslimin.
  8. Memohon kepada Allah segala urusan, baik yang kecil atau yang besar.
  9. Mengulang-ulang doa.
  10. Mengakhiri doa dengan membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Mudah-mudahan uraian singkat tentang doa dan haji ini menambah bekal bagi jamaah haji yang telah datang dari negeri yang jauh ke tanah suci, membawa harapan agar segala apa yang dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wata’ala dikabulkan. Namun bila kemudian harapan dan keinginan tersebut belum terkabulkan, ketahuilah bahwa segala doa yang telah dipanjatkan tidak akan hilang sia-sia, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya: “Tiada seorang muslim pun yang memohon (kepada Allah Ta’ala) dengan doa yang tidak mengandung dosa (permintaan yang haram), atau pemutusan hubungan dengan keluarga/kerabat, kecuali Allah akan memberikan baginya dengan (sebab) doa itu salah satu dari tiga perkara: boleh jadi akan disegerakan pengabulan doanya, atau Allah akan menyimpannya untuk kebaikan baginya di akhirat, atau akan dihindarkan darinya keburukan (bencana) yang sesuai dengannya”. Para sahabat radhiyallahuanhum berkata: “Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdo`a kepada Allah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda: “Allah lebih luas (rahmat dan karuniaNya)”. (HR. Ahmad dan Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad). []

Ridwan Nursalam, Lc., M.A.

Kandidat Doktor, Bidang Aqidah & Pemikiran Kontemporer, King Saud University, Riyadh, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?