Tadabbur Al-Quran

Berlindung di Bawah Naungan Surat Al-Falaq dan An-Naas (Bag. 3)

Tadabur firman Allah Ta’ala:

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

Artinya: “Dan ( aku berlindung) dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul”.

Kosakata ayat:

  1. النفاثات, para tukang sihir yang suka meniup-niup atau menghembuskan
  2. العقد, artinya ikatan-ikatan atau buhul-buhul

Syaikh Muhammad al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan makna ( النفاثات في العقد): yaitu para tukang sihir yang mengikat tali dan lain-lain, kemudian menghembusnya sambil membacakan mantra-mantra yang terdiri dari nama-nama setan. Ia menghembus setiap buhul yang ia ikat. Demikianlah ia lakukan berulang-ulang. Tukang sihir yang tercela ini menginginkan agar sihirnya mengenai orang yang dijadikan target.

Kemudian Lafal (النفاثات) menunjukkan bahwa subjek yang dimaksud adalah para wanita, karena kebanyakan subjek yang melakukan dan menggunakan sihir adalah kaum wanita. Namun di sisi lain lafal (النفاثات) juga menunjukkan perbuatan yaitu membaca mantra-mantra kemudian meniupkannya ke buhul-buhul, sehingga subjek yang dimaksud adalah kaum laki-laki dan wanita semuanya.

Faidah tadabur:

Pertama: Haramnya sihir dan segala bentuknya, karena Allah Ta’ala menganjurkan setiap hambaNya agar berlindung dari keburukan sihir.

Kedua: Hikmah dari haramnya sihir selain tunduk dan taat kepada hukum Allah, namun sihir juga mengandung dan mengundang bahaya serta keburukan, sihir juga tidak akan memberikan manfaat sedikit pun, Allah Ta’ala berfirman:

وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ

Artinya: “Dan mereka mempelajari apa-apa ( yaitu sihir yang akan) membahayakan mereka dan tidak memberi manfaat ( apapun)”.

Ketiga: Salah satu pelajaran penting dari kisah tersihirnya Rasulullah sallallahu ’alaihi wasallam yang merupakan sebab turunnya surah al-Falaq dan an-Naas adalah penegasan tentang kewajiban untuk selalu memohon perlindungan Allah dari keburukan sihir dan segala bentuknya, karena bila Rasulullah saja yang tidak pernah luput dari zikir dan senantiasa terjaga dari perbuatan maksiat terkena sihir atas kehendak Allah, maka bagaimana pula dengan diri kita yang selalu lalai dari zikir dan gemar bermaksiat  akan mendapatkan perlindungan Allah? Wallahulmusta’an.

Baca Juga  Tadabbur Al-Quran

Baca kelanjutannya di sini …

Ridwan Nursalam, Lc., M.A.

Kandidat Doktor, Bidang Aqidah & Pemikiran Kontemporer, King Saud University, Riyadh, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?